Saat hendak jalan menuju pulang, seketika aku berpikir mengapa waktu seketika berlalu begitu cepat. Lima hari bersama ternyata telah habis dimakan waktu. Tentu setelah ini aku pasti menanggung rindu. Tak pernah selama ini bisa tinggal dalam satu rumah bersama. Bercerita, senda gurau, bahkan mengerti apa yang aku inginkan. Dan satu hal yang paling kuingat adalah pesan-pesan nasehat yang begitu dalam untukku.
Sungguh, aku tidak mencintaimu lagi seperti pada saat pertama kali ketika aku bertemu denganmu, seperti di tahun membara pada 2021 lalu. Aku telah menganggapmu sebagai saudara terbaik yang pernah ada. Bukan sebagai kekasih lagi, karena aku tahu kau tidak ditakdirkan untukku sampai kapanpun. Takkan pernah terjadi untukku bisa mendapatkan hatimu. Sungguh beruntung seseorang yang telah mendapatkanmu.
Selama lima hari menetap, wejangan dalam bentuk kata-kata dari mulutmu hanyalah sebuah pelipurlara bagiku. Masa lalumu yang kelam hingga di titikmu saat ini adalah pelajaran yang sangat berharga untukku. Rasanya begitu sangat berdosa jika aku harus terus terusan untuk jatuh cinta padamu. Sungguh aku tak layak untukmu. Kita memang tidak ditakdirkan untuk itu. Makanya aku tak ingin mencintaimu lagi. Bahkan aku sudah berdamai dengan itu.
Selama lima hari menatap, wajahmu yang teduh sudah tak mampu untukku cintai. Hanya saja yang masih tersisa adalah sebuah kerinduan bagiku. Kau hanya mampu kurindu dan kukenang saja, selebihnya aku sudah tak mampu. Kebaikan dan kepedulianmu telah menyirnakan segalanya, terutama cintaku.
Tuhan pun bahkan mengerti. Tanpa kuminta kau sudah bahagia dengan apapun yang kau miliki sekarang. Ketika kau melibatkanku, sungguh bahagianya aku saat itu. Membawamu kemanapun yang kau mau. Tak apa jika memang harus begini jalannya. Kau tahu bahwa aku mencintaimu, itu sudah lebih dari cukup untukku.
Kau tahu, aku begitu sangat bahagia ketika dalam waktu lima hari saja, kau membawaku dalam perjalanan sebagai bagian dari hidupku. Bahagiamu saat itu bahagiaku juga. Aku bisa lebih lama menatap, setidaknya mengobrol bagian-bagian penting dalam hidupku. Walaupun dalam bagian itu, ada beberapa yang membuatmu mungkin sangat marah dan kecewa. Aku minta maaf atas kesalahan terbesar itu. Kumohon padamu, jadikan lima hari perjalanan kita ini adalah sebuah kenangan yang tak mampu kau lupakan dimanapun, dan kapanpun. my
0 Comments