
"Sungguh. Aku benar-benar
kehilanganmu ketika aku benar-benar membutuhkanmu untuk selalu berada di
sampingku saat aku sedang terluka di bulan Juni"
Pagi ini, dengan ditemani lagu You’re Losing Me, begitu pas yang aku rasakan saat kau mengatakan
dengan keras bahwa kau tidak mencintaiku. Sejak aku tahu bahwa di bulan Juni
aku sudah kehilanganmu. Tapi November adalah bulan dimana aku benar-benar merasakan
kehilanganmu. Aku sadar sekarang setelah berbulan-bulan tidak sadarkan diri
bahwa selama ini kau masih ada untukku. Tapi nyatanya, memang impian itu tidak
dapat kugapai lagi. Jadi di pertengahan November aku putuskan untuk hilang
darimu.
Beberapa minggu ini aku selalu memerhatikan perbincangan
kita entah mengapa terasa begitu hambar. Ada sesuatu yang janggal dari caramu
menyajikan cerita. Tidak semanis sebelum kau masih menikmati malam bersamaku.
Aku tahu dengan apa yang kau rasakan. Makanya aku berhenti
mengatakan “aku mencintaimu” berulang kali seperti saat aku selalu katakan di
tahun lalu. Hidupmu kali ini tidak dapat kukendalikan lagi seperti sebelumnya,
hingga akhirnya aku menyerah saja dan memutuskan untuk pergi darimu.
Aku merasa selama ini aku telah kehilangan diriku sendiri.
Dan tak dapat kucegah sendiri sampai akhirnya aku dibutakan. Jadi dengan
kepergianku, aku mencoba untuk kembali lagi menjadi diriku sendiri yang selalu
betah di rumah dengan ditemani rasa sepi yang mencekam.
Aku mengasingkan diri seolah-olah hidupku memang tak pernah
dihadirkan olehmu. Menjalani hari-hari sendirian saja tanpa lagi aku harus
berlari mengejar waktu. Aku ingin sembuh dari keadaan yang selama ini
memenjarakan. Mengurangi interaksi dari orang-orang sekitar dan menutup diriku
dari orang-orang yang kadang kala membenci.
Kehilanganku memang direncanakan agar orang-orang
menganggapku memiliki masalah besar. Atau juga memiliki masalah dengan
orang-orang. Ternyata benar saja ada yang beranggapan begitu. Padahal kehilanganku
karena rasa lelah hadir yang tak pernah dianggap lagi oleh seseorang. Aku
merasa tak pernah dibutuhkan semenjak aku mendapati dia hilang di jalan yang
tak tentu arah. Aku merasa lelah dengan apa yang aku lihat dan rasakan. Kini,
aku duduk dalam gelap dan bertanya-tanya, apakah ini saatnya kita untuk
berpisah.
Semoga di Desember ini aku terbiasa dengan semuanya. Tanpa
hadirmu, tanpa ceritamu, tanpa tawamu, dan tanpa wajahmu. Menjalani hari-hariku
seperti biasa tanpa lelah mengharapmu, hanya merasakan lelahnya bekerja. Hingga
jantungku tidak akan berdetak untukmu lagi karena kau kehilangan aku. 30
0 Comments