Jujur, tahun 2023 ialah tahun terberatku. Semua campur aduk dalam satu situasi dan keadaan yang menyedihkan, kehancurahan, rasa sakit, galau, ditinggalkan, bahkan kehilangan. Untungnya saja aku tidak berputus asa dalam menghadapi kekacauan itu.

Aku lebih mencoba untuk bangkit dan mencoba meninggalkan segalanya di akhir tahun yang membuatku menjadi tidak berarti dan banyak membuang-buang waktuku untuk orang lain. Padahal kehadiranku adalah sebuah uluran tangan seandainya mereka merasa kesepian hendak membunuhnya. Sayangnya, sikap selalu adaku tak pernah mereka hargai.

Lagu-lagu sedih yang selalu aku dengarkan kadang membuatku selalu teringat tentang sebuah kebersamaan. Begitupun kata demi kata yang aku rangkai menjadi sebuah mahakarya kenangan kubaca kembali sebagai kenangan yang pernah terjadi dalam hidupku ialah suatu kepulangan bahwa terkadang aku juga bisa rindu. Tapi pikirku, mereka saja tidak pernah memikirkan dan merasakan hal sekecil yang begitu berarti, jadi untuk apa aku berlarut. Makanya, akhir tahun ini adalah waktu tepat aku harus menjadi diriku sendiri tanpa harus terikat lagi dengan jemarinya. Agar di tahun baru, aku telah menemukan kembali diriku sendiri yang pandai mengubah hal kesepian menjadi keberanian bukan lagi ketakutan.

Di tahun 2024 nanti, aku ingin meminta seseorang sebagai pelengkap hidupku. Yang bisa kubawa pulang dan menjadi pendengar di setiap cerita yang aku jalani. Aku ingin membawanya pergi ke suatu tempat, berdua saja dan menikmati langit yang selalu aku tatap mengagumkan. Agar dengan hadirnya seseorang, aku jadi semakin bisa mencintainya dan melupakan masa-masa kelam yang begitu menyakitkan di masa lalu.

Andai semua manusia pandai caranya menghargai, pasti seseorang tidak akan memilih satu diantara kedua. Padahal memilih keduanya bisa saja untuk menghargai perasaan seseorang. Itu cinta kadang bisa menghancurkan segalanya yang membuat semua menjadi hilang.

Ternyata benar adanya, ketika seorang teman ketika telah memiliki kekasih baru dan menikmati hari-hari cintanya, kelak ia akan pergi dari persahabatan masa lalunya, dan lebih memilih untuk meninggalkan teman baiknya. Seberapa pun upaya setinggi gunung yang bahkan selalu ada, dia pasti akan rela meninggalkan. Dia tidak bisa mengambil keduanya, sayangnya dia malah memilih salah satunya. 30