Akhirnya masa purna bhakti mam tiba juga. Tak terasa hari itu tiba dengan begitu cepat. Satu hari yang tidak ingin aku tunggu, tapi ia semestinya harus tiba, memang. Kesepian di ruangan pasti akan terasa, apalagi ketika Jumat ini tanpa disadari mam tidak lagi hadir. Tentu rasa kehilangan tiba-tiba menyusup di sudut-sudut ruangan.

Sosok mam yang bahagia. Bahkan setiap hari. Hampir jarang aku melihat dia marah, hanya sedikit menggerutu masalah kerjaan, pun sifatnya yang selalu pelupa. Lagu-lagu india yang selalu dia putar di meja kerjanya berjam-jam sambil menatap layar komputer.

Sifatnya yang tidak aku lupakan ialah yang begitu periang setiap harinya. Enak diajak mengobrol dan bisa jadi orangtua di kantor. Jika dihitung-hitung aku bersama mam hanya tujuhbelas bulan saja. Andai aku begitu cepat menjadi bagian dari Perencanaan, mungkin rasa rindu turut hadir bersama teman-teman di ruangan. Atau seandainya umur mam untuk pensiun masih lama, mungkin waktu akan terus berjalanan tanpa harus ada perpisahan dan kesedihan.

Entah siapa yang akan menggantikan. Tapi jujur, mam tidak akan pernah tergantikan. Sosok kepala bagian yang jadi panutan, karena dia tidak pemarah dan pembenci. Mam sudah melekat di dalam ruangan itu. Sampai berjumpa lagi mam di jalanan. Semoga sehat selalu serta panjang umur.