![]() |
https://www.istockphoto.com/ |
Saat aku ingin memutuskan pergi, di
saat itulah aku ingin ketenangan. Aku ingin jauh pun melupakan. Aku ingin
melupakan hal-hal yang membuatku sedih termasuk dirimu. Kau adalah hal yang
paling aku coba untuk dilupakan, sebab kau telah pergi bersama orang pilihanmu
dan juga berusaha melupakanku.
Semenjak kejadian itu, aku mencari cara agar
tidak adanya lagi dirimu dalam hatiku. Cukup sebagai teman, tidak lebih. Hanya
saja aku tidak tahu caranya. Maka dari itu, aku memutuskan untuk pergi jauh
selama beberapa hari yang begitu panjang agar aku benar-benar dapat melupakan.
Hari pertama kepergianku, aku begitu benar-benar
tenang. Menikmati perjalanan yang melewati pepohonan. Tanpa ada dirimu di
hadapanku. Biasanya ada kamu di sana. Tapi aku sedih, karena aku benar-benar
kesepian. Jauh dari keramaian sana yang mengharapkan aku agar aku ada di antara
mereka. Tapi ini pilihan. Ada hal yang harus aku gapai, yaitu melupakan.
Padahal baru hari pertama kepergianku, aku
dikejutkan dengan sebuah kabar pesan. Ternyata itu darimu. Kau mengirimiku
sebuah pesan, hingga rasa sepiku seketika lenyap. Padahal aku sama sekali tidak
mengharapkan lagi apa-apa kabar tentang dirimu. Tapi kau malah datang tanpa aku
pinta.
Perjalanan yang aku lalui kini begitu kacau. Aku kembali merindukanmu di sepanjang perjalanan yang baru saja aku mulai. Padahal aku ingin tenang tanpa kabar darimu, tapi nyatanya semua tidak seperti apa yang direncanakan. waktu kepulanganku saja, kau pergi menemuiku, dan saat bertemu denganku, kau menghampiriku untuk berjabat tangan. Tapi harusnya aku dekap peluk tubuhmu. Tapi aku tahan. Aku tak ingin menunjukkan bahwa aku sebenarnya merindukanmu.
Apakah benar kau tidak bisa kehilanganku? Sebab kau masih saja menghubungiku yang tak sama sekali aku tak pernah memulai lagi. Biasanya aku yang selalu memulai. Tapi tak apalah. Aku anggap kau sedang merindukanku, dan kau tidak bisa kehilanganku. 30
0 Comments