Tak
ingin lagi aku menahan sepi yang begitu kelam seperti hari Kamis kemarin.
Terhitung dari Rabu sore jam tiga, hingga Jumat jam sebelas tak kujumpai ia
sehari semalam. Rasanya malah jadi gelisah tak terarah. Bingung dimana aku
harus mencari tempat singgah untukku berlabuh. Wajah sesiapa tak
lagi jadi kebahagiaan selain dirimu.
Kamis ialah kehampaan. Padahal ia hanya satu hari saja, tapi seperti
berbulan-bulan aku menanggung perpisahan yang terasa lama. Rasanya sepi sekali
hidupku tanpa ada dirimu sehari saja. Sebab sehari tak kutemuimu, hidupku jadi
mengabur di kaca jendela mobil yang berembun.
Aku berharap hari besok bukan lagi sebuah kekecewaan, karena semalam ialah
malam kesedihan. Sebab ketika aku menghubunginya berharap ia menerima ajakanku,
pasti malam itu jadi malam kebahagiaan. Ternyata nyatanya tidak. Sama saja.
Jumat itu kucoba menghubunginya, mana tahu dia bisa ditemui. Aku pikir
begitu. Dua menit berlalu, ternyata pintaku dikabulkan Tuhan. Akhirnya kujumpai
ia di jam 11.23 WIB. Rindu yang berada di pundakku sudah menumpuk, padahal
hanya sehari semalam saja tak bertemu. Itulah aku takut, bagaimana jika nanti
Tuhan tidak mempertemukanku dengannya dalam waktu yang sangat lama. Pasti
rasanya seperti aku akan mati. Sulit bernapas menahan rindu yang telah
menggunung.
Pertemuan itu hanya berlangsung selama tiga jam saja, lantaran dia ada
pertemuan mendadak dengan beberapa orang yang terpaksa wajib untuk dihadiri.
Dan akhirnya, kami dipisahkan dengan arah jalan. Tapi aku sempat saja melihat
ke belakang, agar kutahu dia tetap baik-baik saja.
Tak tinggal diam dengan pertemuan sekejap tadi. Sorenya buru-buru aku
mengendarai motor menuju hatinya, rasanya belum cukup melihat kedua matanya
kalau belum duapuluh empat jam.
Aku pikir malamnya jadi malam kekecewaan, karena dia harus pergi lagi.
Padahal dia kutemui untuk menatap matanya agar lebih tenang dan damai. Tanpa
ada lagi keresahan. Yang kulihat dia sebentar, disana dia tiba-tiba
menanyakanku pada sebuah pesan dan mengajakku pergi. Sekedar menikmati angin
malam yang hampir saja menikamku dalam kenikmatan berdua saja dengannya. ...
Kemudian, cerita ini masih saja berlanjut hingga pukul sepuluh lewat, dan
dipisahkan dengan hati-hati semoga mimpi indah malam ini. 30
0 Comments