![]() |
Begitu banyak cerita dan pengalaman
yang begitu berharga dan menyenangkan, sungguh kami yang begitu sangat
merasakannya di saat masa-masa itu. Ketika jadwal ngumpul selalu saja
terpenuhi. Ada atau tidaknya uang, dipaksakan, pasti bisa untuk sekedar minum Thaitea bersama. Aku yang sendiri
laki-laki dengan 4 anak-anak yang masih menggadis dalam satu kelompok rasanya agak
risih karena harus dihadapkan dengan orang banyak setiap minggunya. Tapi aku
tetap enjoy dengan semua itu. Toh mereka
juga nyaman dengan keadaan ini. Yang paling penting hal positif yang selalu
dilakukan ketika nongkrong.
Tapi kini waktu begitu cepat berlalu. Masa-masa
lajang kami satu persatu sudah ditinggalkan setiap tahunnya. Rasanya ingin
berlama-lama dalam kemeriahan ketika sedang masih lajang. Banyak hal pasti yang
kami lakukan ketika sedang bersama, apalagi tidak ada yang mengganggu pada
masa-masa itu. Jika sedikit saja waktu yang memisahkan, rindu rasanya ingin
terus bersama. Sepanjang hari jika bisa.
Tiga gadis yang kini sudah terenggut
kesendiriannya, sudah jarang lagi miliki rencana-rencana besar seperti waktu
lalu. Rencana-rencana yang pernah tersusun, kini jadi tidak lagi berjalan. Mereka
masing-masing sekarang, tinggal aku dan satu gadis yang masih melajang. Entahlah,
kehidupannya masih banyak yang harus direncanakan sepertinya. Dan harus
diselesaikan sebelum ada laki-laki lain yang singgah di hatinya.
Aku pikir rindu yang menjadi penyakit
kami sekarang, grup di Whatsapp jadi
jarang update, padahal waktu dulu
sering sekali berdering dari kami yang selalu memiliki beberapa rencana. Tapi apalah
daya, yang sudah memiliki keluarga, apalagi yang punya anak, pasti rindu pun
tak akan mampu untuk menghentikan itu. Aku yakin mereka semua rindu, sebab rindu
tak ubah jalan pikiran selalu menyatukan hati kami masing-masing.
Aku pun barangkali lupa, entah kapan
terakhir kali lima personil lengkap duduk bersama pada satu meja. Pasti ada
saja satu atau dua personil tidak bisa hadir dalam persidangan itu. Padahal jika
lengkap, meja di kedai itu selalu saja riuh.
Dan di sore hari ini, kami mengadakan meet up bersama lagi. Sudah sewindu
merencanakan ini, namun selalu saja gagal. Penyebabnya tuyul tuyul yang mereka
asuh pada masih balita semua. Jadi masih belum bisa ditinggal. Apalagi ada anak
mereka yang susah diajak jalan, dan mudah bosan. Pasti rencana itu selalu
gatal. Tapi hari ini, entahlah dengan tekat atau bukan, ini semacam paksaan
dalam diri, bisa atau tidak bisa jika dipaksakan akan pasti bisa. Dan akhirnya,
bisa.
Entahlah! Mereka memang berencana
sepertinya. Sebab di saat ngumpul, sebuah kado pun muncul, yang jelas aku sudah
tau apa isinya. Sebuah buku puisi yang aku inginkan. Pada perayaan, yang aku
menyebutnya #KawirianDay; ialah hari ulang tahunku di bulan Desember. Padahal aku
sudah tidak menginginkan perayaan itu lagi. tapi yang namanya sahabat bagai
kepompong, perayaan itu akan selalu tetap ada walau super telatnya minta ampun.
Walau bagaimanapun jadinya, ngumpul kali ini, dipersembahkan oleh anak-anak
lucu yang kini bisa ikut ngumpul bareng #AP. Doakan kami berdua semoga segera
menyusul.