![]() |
Pemberian bagiku ialah
sebuah kenangan. Apalagi berupa barang. Itu adalah hal favorit bagiku. Bagaimana
tidak, barang yang dikasih berupa kejutan itu seperti halnya bisa menikah
dengan orang yang kita inginkan. Apalagi jika mendapatkan barang yang kita mau
dari seseorang yang kita sayangi.
Aku ingin bercerita
sedikit tentang sesuatu pemberian dari seseorang. Seseorang itu adalah orang
yang aku sayangi, bukan orang yang aku cintai. Seperti teman, kita hanya perlu
menyanginya saja. Tanpa perlu harus mencintainya juga. Bagiku definisi sayang
dan cinta itu sangat berbeda.
Dari awal pertemuan di
Januari 2017, aku telah mengagumi seseorang. Seseorang itu dekat denganku saat
ini. Kegigihannya dalam melakukan aktivitas ─apa saja. Dari berbagai sudut sisi
aku sangat mengagumi hal itu. Begitu banyak sekali hal yang aku cemburukan dari
dirinya. Ternyata setelah aku selidiki, dia selalu menjani hal-hal sulit dalam
hidupnya. Tidak seperti aku.
Dengan teman, aku mudah
sekali sayang. Jika aku sudah sayang, apapun bisa aku berikan. Selagi aku mampu
untuk hal itu.
Dari awal memang, aku
selalu melihat sesuatu yang selalu terikat dipergelangan tangannya. Dan itu adalah
sebuah gelang. Memang kelihatannya biasa saja. Tapi bagiku itu adalah sebuah
barang yang sangat berharga bila aku bisa memilikinya.
Jika aku sedang
mengobrol atau sedang bersamanya, aku selalu memerhatikan benda itu. Dan akupun
tidak mau menanyakannya langsung tentang benda itu. Aku mencoba pergi ke pasar.
Mencari gelang yang persis dengan gelang yang dia kenakan. Tapi aku tidak
menemukannya. Tapi malah aku hanya
menemukan gelang yang mirip dengan yang dia pakai. Tapi bagiku itu sama sekali
berbeda.
Di waktu selanjutnya,
ketika aku berdua saja dengannya, gelang itu masih saja aku perhatikan. Sebelumnya
aku sudah berusaha untuk mencarinya. Tapi hasilnya nihil. Lalu aku mencoba
bertanya padanya, dimana dia membeli gelang itu.
“Gelang ini aku buat sendiri.”
Ucapannya seolah kabar
emas bagiku. Bagaimana tidak. Jika aku bisa mendapatkan gelang itu, sama saja
aku mendapatkan barang yang begitu berharga darinya. Aku harus mendapatkannya. Lalu
aku mencoba meminta gelang itu langsung padanya. Tapi dia tidak mau
memberikannya. Rasanya waktu itu adalah hal yang paling menyedihkan.
Sesaat setelah beberapa
bulan kemudian, tiba-tiba saja saat kami hanya berdua saja, dia tiba-tiba
menginginkan jam dan gelang yang aku kenakan saat itu.
“Biar aku minta jam dan gelangmu. Dan kau ambillah gelang
ini.”
Mendengar hal itu, aku
seperti dihujani jutaan harapan. Bagaimana tidak, dia memberikanku gelang yang
aku inginkan selama ini. Aku tahu dia begitu baik padaku. Sebab rasanya
hari-hariku selalu saja dihadiri olehnya. Walaupun dia menganggap bahwa gelang
yang dia berikan tidak ada artinya sama sekali. Tapi beda denganku. Bagiku benda
itu memiliki seribu arti untukku. Bahkan dengan gelang itu, aku selalu saja
memakainya. Sama yang dia kenakan sebelumnya. Dia ikat dipergelangan kanan,
begitupun aku.
Pernah suatu ketika,
ketika aku lupa bahwa aku belum memakai gelang itu. Aku merasa bahwa aku telah
memakainya. Tapi kemudian, gelang itu hilang dari pergelangan tanganku. Aku berpikir
hilangnya ketika aku sedang pergi jauh dengannya. Memang gelang itu bisa
longgar sendiri dari ikatannya yang menurutku sudah sangat kuat. Sontak aku
begitu paniknya. Dimana-mana aku mencarinya sama sekali tidak kutemui. Bahkan aku
sudah sangat menyerah. Dan rasanya ingin membenci diri sendiri. Kemudian aku
mencoba bertanya kepada orang-orang, barangkali ada yang melihat. Ternyata itu
ditemukan oleh orang terdekatku. Terimakasih teman baik.
Tapi menjelang satu tahun
kedekatan kami. Dia begitu sangat berubah. Seolah-olah dia ingin menjauh
dariku. Jika perlu menghilang. Dia bukan s yang kenal dulu. Baik. Dia berbeda
sekarang. Tapi apapun itu, semoga keakraban kami bisa terjalin hangat seperti
dulu lagi. Dan sejahat apapun kau sekarang, gelang pemberianmu masih selalu aku
pakai. ms